Diantara olah raga petualangan seperti
Mendaki Gunung (Mountaneering), Panjat Tebing (Rock Climbing), dan juga
Penyelusuran Gua (Caving), Arung Jeram secara rata-rata dianggap lebih
menantang, beresiko dan berbahaya. Hal ini karena Arung Jeram harus menghadapi
rintangan alam yang nyata,derasnya arus sungai yang kadang tidak dapat diduga
dan datangnya tiba-tiba.
Arung Jeram atau White Water Rafting atau lebih akrabnya
disebut Rafting adalah kegiatan mengarungi
sungai dengan perahu karet untuk
menikmati keindahan pemandangan alam flora dan faunanya dari sudut yang lain. Kegiatan
arung jeram ini memadukan unsur olahraga(sport), rekreasi, petualangan (adventure),
dan edukasi.
Olah raga ini dipelopori oleh Mayor John Wisley, seorang ilmuwan yang memimpin sebuah ekspedisi di sepanjang Sungai Colorado, pada tahun 1860-an.
Sedang di Indonesia olahraga sungai ini dimulai sekitar awal tahun 1970-an dengan istilah olah raga arus deras (ORAD). Dipelopori oleh pecinta alam dari Bandung dan Jakarta.
Arung jeram ini termasuk jenis olah
raga ekstrim dan penuh resiko (high risk sport) yang menuntut kekompakan regu dalam
pelaksanaannya.Tak ada persyaratan khusus untuk mengikuti kegiatan ini, karena
hampir semua orang dapat mencobanya. Mulai dari anak-anak, remaja sampai dewasa.
Setiap
orang yang sehat, memahami teknis, dan mampu membaca medan dapat mencoba olah
raga arung jeram.
Persiapan fisik dan mental juga sangat diperlukan, karena
kegiatan ini butuh keberanian dari diri kita yang ingin mencobanya. Bila anda
ingin mencoba berarung jeram namun anda belum pernah melakukannya bisa
didampingi oleh giude/ instruktur yang sudah profesional, yang akan memandu
untuk menjaga kekompakan dan keselamatan kelompok kita supaya perahu karet yang
anda tumpangi tidak terbawa arus deras sungai.
Arung jeram sebagai olah raga
kelompok, sangat mengandalkan pada kekompakan ,kerja sama sebagai faktor utama
yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan di sungai.
Kegiatan ini akan menjadi lebih
menarik ketika kelompok kita berteriak bebas
saat melewati ombak dan arus serta bebatuan yang begitu naik turun dalam
lintasan yang dilalui
.
Manfaat kegiatan arung jeram:
1. menambah pengalaman wawasan baru bagi kita,
2. sebagai obat dari kejenuhan kesibukan keseharian.
3. merupakan sarana uji keberanian diri menghadapi tantangan.
4. sebagai sarana melepaskan ketegangan dalam jiwa/stress.
Dalam ber-Arung Jeram keselamatan
haruslah tetap menjadi pertimbangan utama. Arung Jeram memiliki 2 macam bahaya utama, yaitu:
1.bahaya dari diri sendiri, termasuk
persiapan dan perlengkapan (Subjective Danger)
2.bahaya dari alam atau sifat dari
sungai yang diarungi (Objective Danger).
PERALATAN WAJIB ARUNG JERAM
A. Riverboats (Perahu karet) yang memiliki bagian-bagian pada perahu:Bow and Stern; Chamber atau biasa disebut tube;Floor;Thwart;Boat line (tali kapal);D-Ring; Handling Grip;Bilge Hole/self bailing; Valve
B. PFD (Personal Floating Device)/Life Jackets (Pelampung ) terbuat dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang;memiliki berbagai jenis ukuran serta memiliki daya apung tinggi dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam air.
C. Paddle (Dayung) memiliki tiga bagian, yaitu: 1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip” 2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium 3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
D. Helm pilihlah helm yang sesuai dengan ukuran kepala. Pastikan tidak ada keretakan pada helm tersebut, serta semua tali dan strap masih dalam kondisi yang baik
CARA PEMAKAIAN PERALATAN ARUNG JERAM
A. Riverboats (Perahu karet) yang memiliki bagian-bagian pada perahu:Bow and Stern; Chamber atau biasa disebut tube;Floor;Thwart;Boat line (tali kapal);D-Ring; Handling Grip;Bilge Hole/self bailing; Valve
B. PFD (Personal Floating Device)/Life Jackets (Pelampung ) terbuat dari bahan polyfoam yang dibungkus dengan bahan kedap air yang berwarna terang;memiliki berbagai jenis ukuran serta memiliki daya apung tinggi dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat berada di dalam air. Maka anda tidak perlu takut tenggelam saat berada di dalam air.
C. Paddle (Dayung) memiliki tiga bagian, yaitu: 1) Pegangan, berbentuk huruf “T”, biasa disebut “T grip” 2) Gagang, terbuat dari bahan alumunium 3) Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber dilapisi serat karbon yang ringan dan kuat. Namun ada pula yang terbuat dari bahan campuran plastik.
D. Helm pilihlah helm yang sesuai dengan ukuran kepala. Pastikan tidak ada keretakan pada helm tersebut, serta semua tali dan strap masih dalam kondisi yang baik
CARA PEMAKAIAN PERALATAN ARUNG JERAM
A. Cara Duduk Di Perahu, yaitu
dengan menyamping. Peserta duduk pada sisi perahu (baik sisi kiri maupun sisi
kanan); kaki dalam posisi kuda-kuda pada lantai perahu. Posisi kuda-kuda ini
dimaksudkan sebagai pengatur keseimbangan badan selama anda mengikuti
pengarungan. Saat duduk di perahu, perhatikan jangan sampai ada bagian tubuh
anda yang terikat atau terlilit tali. Ini sangat berbahaya jika perahu
mengalami flip atau terbalik.
Posisi duduk anda pun harus mudah
untuk menggapai boat line. Bila boat line pada perahu anda terlihat kendur,
beritahukan segera pada skipper untuk mengencangkan boat line tersebut agar
tidak mengganggu selama pengarungan.
Aturlah jarak duduk anda dengan
peserta yang lain agar tidak mengganggu pergerakan selama pengarungan, baik
untuk mendayung maupun saat menjalankan instruksi moving position atau
perpindahan.
B. Cara pemakaian PFD/Pelampung:
Pilihlah PFD yang berwarna cerah. Pastikan PFD tersebut dalam kondisi baik dan ukurannya sesuai, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah
Pilihlah PFD yang berwarna cerah. Pastikan PFD tersebut dalam kondisi baik dan ukurannya sesuai, serta strap yang ada dapat dipasang dan dilepas dengan mudah
C. Cara memegang dayung:
Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu. Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.Bagian ini digenggam dengan empat jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah berada dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah bawah.
Memegang dayung dalam kegiatan arung jeram mirip dengan cara memegang sapu. Yang membedakannya hanya pegangan pada bagian “T-Grip”.Bagian ini digenggam dengan empat jari pada bagian atas T horisontal (dayung dalam posisi berdiri dan bagian bilah berada dibawah), sementara jari jempol menjepit bagian T horisontal dari bagian bawah bawah.
D.
Cara
memakai helm
Pemakaian helm sama dengan pemakaian helm pada
umumnya.Atur strap senyaman mungkin; jangan terlalu sempit atau terlalu longgar
agar tidak mengganggu pandangan anda selama pengarungan.
II.
KLASIFIKASI TINGKAT KESULITAN SUNGAI
A. Kelas I, adalah easy. Aliran
airnya cepat dengan riam kecil. Ada halangan di sana-sini, tapi pada prinsipnya
mudah diarungi dengan sedikit latihan.
B. Kelas II, novice. Ada
sedikit riam serta lorong lebar dan lurus. Pada tempat-tempat tertentu
diperlukan manuver, tapi riam kecil dan batuan mendongak dengan mudah dilalui
oleh pendayung terlatih.
C. Kelas III, intermediate. Aliran
dengan riam sedang dan tidak beraturan yang mungkin sulit untuk dihindari.
Cipratan air yang terjadi bisa membanjiri perahu. Berhubung harus melakukan manuver
yang rumit dalam arus yang deras, perlu pengendalian kapal oleh
pendayung mumpuni. Gelombang besar dan hempasan jeram bisa muncul, tetapi bisa dihindari. Contoh kelas ini adalah Sungai Ayung di Bali dan Citarik di Sukabumi, Jawa Barat, meski ada yang menilainya masuk kelas III plus.
pendayung mumpuni. Gelombang besar dan hempasan jeram bisa muncul, tetapi bisa dihindari. Contoh kelas ini adalah Sungai Ayung di Bali dan Citarik di Sukabumi, Jawa Barat, meski ada yang menilainya masuk kelas III plus.
D. Kelas IV, advanced. Beriam
sangat cepat dengan hole dan bebatuan, tapi bisa diprediksi kelakuannya.
Diperlukan pengendalian khusus terutama dalam pusaran air. Manuver yang
dilakukan sangat cepat dan penumpang harus siap di bawah tekanan. Contoh untuk
kelas ini adalah Sungai Sa'dang di Sulawesi Selatan.
E. Kelas V, expert. Sungai
ini memiliki riam panjang dan besar dengan gelombang serta hole yang tidak bisa
dihindari. Sungai kelas ini sangat riskan untuk dibisniskan. "Kalau pun
boleh, perlengkapannya harus benar-benar aman bagi penumpangnya," tambah
Lody.
F. Kelas VI, extreme. merupakan
kelas tertinggi,. Sangat berbahaya dan tim penyelamat harus siap siaga. Kelas
ini hanya khusus bagi pengarung jeram yang benar-benar pakar.
III.
PADDLE COMMAND (INSTRUKSI DALAM PENGARUNGAN)
Basic Paddle Technic, instruksi
tentang teknik dasar mendayung, yaitu:
A. Forward (Maju) Instruksi
yang diberikan untuk dayungan maju.
B. Backward (Mundur) Instruksi
yang diberikan untuk dayungan mundur.
C. Turn Left (Belok Kiri) Instruksi
untuk membelokkan perahu ke arah kiri.
D. Turn
Right (Belok Kanan) Instruksi yang diberikan untuk membelokkan
perahu ke arah kanan;
E. Stop (Berhenti) Instruksi
yang diberikan untuk menghentikan dayungan.
F. Bomb (Masuk ke lantai perahu) Instruksi diberikan ketika ada riam curam.
IV.
SELF-RESCUE
Dalam kegiatan arung jeram, ketika mengarungi aliran sungai keselamatan setiap anggota kelompok harus dijaga, namun dalam situasi kritis / berbahaya misalnya tiba - tiba arus sungai menjadi deras dan bila kita hendak menyelamatkan anggota kelompok lain kita sendiri dalam situasi bahaya maka keselamatan diri sendiri kadang menjadi utama..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar